DREAMERS.ID - Tahun ini, banyak lagu K-pop yang mengambil sample dari karya klasik populer dan sukses menarik perhatian publik, termasuk lagu baru BLACKPINK ‘Shut Down’, yang menangkap keakraban di telinga pendengar dengan keanggunannya.
Menurut sumber yang dikutip dari Yonhap News pada 21 September, lagu utama dari album kedua BLACKPINK ‘Shut Down’ menggunakan sampel dari Konser Biola Paganini No. 2, ‘La Campanella’, berjudul ‘Devil's Violinist’.
BLACKPINK menambahkan beat hip-hop yang elegan ke melodi biola, serta suara husky atau menawan dari setiap member menumpuk untuk menciptakan rasa baru.
‘Shut Down’ telah diputar lebih dari 6,60 juta kali di Spotify, layanan streaming musik terbesar di dunia, dan menduduki puncak tangga lagu Daily Top Song Global. Sebelumnya, lagu tersebut telah di-streaming 1,03 juta kali di hari pertama perilisannya.
Jennie berkata dalam konferensi pers beberapa waktu lalu, "'Shut Down' membawa kami ke tingkat karisma berikutnya, yang telah kami tunjukkan," dan menambahkan, "Keharmonisan antara musik klasik dan irama hip-hop yang trendi menyegarkan dan sangat membuat ketagihan."
Pakar musik menunjukkan bahwa melodi klasik, yang memiliki sejarah ratusan tahun, seperti "pedang bermata dua" saat diambil sebagai sample.
Baca juga: Member BLACKPINK Bisa Dibayar Miliaran Rupiah untuk Sekali Posting di Instagram
Jung Min Jae, seorang kritikus musik pop, berkata, "Jika Anda menggunakan musik klasik, keuntungannya adalah Anda dapat terhubung dengan publik lebih cepat daripada lagu-lagu baru."Tetapi dia menambahkan, "Jika lagu tersebut tidak memiliki orisinalitas dan pesona itu sendiri, itu dapat ditangkap secara berlebihan oleh melodi klasik. Inilah sebabnya mengapa ada lebih banyak sample dari musik populer daripada musik klasik."
Mengenai lagu BLACKPINK ‘Shut Down’, dia berkata, "Lagu tersebut mengulangi melodi 'La Campanella' di sepanjang lagu, yang begitu intens sehingga BLACKPINK tampaknya tertinggal.”
Lebih lanjut, dia mengatakan, "Secara khusus, karena ini adalah genre hip-hop yang berpusat pada beat dan rap bukannya melodi, sehingga ada rasa disonansi (ketidakcocokan bunyi) yang kuat."
Kalau menurutmu bagaimana Dreamers?
(fzh)