Serial novel Laskar Pelangi yang tertunda Edensor yang digarap ke dalam film sepertinya bakal dikerjakan kembali. Namun cerita yang disajikan dalam film Edensor ini berbeda dengan novelnya seperti diungkapkan oleh sang penulis, Andrea Hirata, ketika berada di Rolling Stone, Jakarta Selatan.
“Saya selalu mengambil prinsip sejak Laskar Pelangi. Kalau film sama banget dengan novel ngapain dibikin. Jadi harus berbeda. Contohnya Laskar Pelangi yang beredar di Brazil aja artinya Tentara Harapan bukan Laskar Pelangi,” tuturnya.
Penjelasan yang diungkapkan Andrea Hirata tersebut dibenarkan oleh Salman Aristo sebagai penulis skenario film Edensor. Baginya media film merupakan bentuk baru bagi pembaca.
Baca juga: akmu
“Kalau dari sudut pandang penulisan skenario itu enggak akan pernah sama ama yang kemarin. Jadi ini kayak meng-cover sebuah lagu. Dia akan dinilai sebuah film. Karena enggak harus mirip sama novelnya. Yang penting adalah pengadaptasiannya baik atau enggak,” terangnya.Sementara itu, pada kesempatan yang sama, sang sutradara Putrama Tuta berpendapat jika dia bakal menggabungkan isi dalam novel dan skrip ke film tersebut.
“Kalau ide seperti apa yang akan keluarkan agar tak mengecewakan pembaca. Saya akan mengkombinasikan dengan bukunya dan menyajikan sesuatu yang tidak ada di buku,” tambah Putrama Tuta. (way)