home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda

Special Interview Dreamers Radio with Lala Karmela

Kamis, 22 Agustus 2013 15:57 by syaifan | 4100 hits
Special Interview Dreamers Radio with Lala Karmela
dreamersradio.com

DREAMERSRADIO.COM - Awal Agustus lalu, Dreamers Radio kedatangan penyanyi muda berbakat yang namanya sudah tidak asing lagi, Lala Karmela. Usai tampil akustik di program FridayKustik, malam itu Lala menyempatkan diri berbincang dengan redaksi Dreamers Radio. 

Dalam obrolan santai menjelang malam tersebut, Lala bercerita banyak tentang proses pembuatan album terbarunya yang berjudul 'Between Us' dengan produser Joseph Saryuf. Merilis album melalui indie label, dan mimpi lainnya yang ingin menjadi ahli hukum bisnis internasional juga jadi topik yang menarik untuk kami bicarakan.

Berikut petikannya!

D : Bagaimana rasanya bekerja dengan produser Joseph Saryuf?

L : Awalnya dia dengar gue nyanyiin lagu ‘Sweet Temptation’. Dia pun tertarik dan produserin lagu tersebut. Pas sudah jadi, gue dengar lagunya asyik banget. Makanya akhirnya gue pilih dia untuk mengerjakan album ini. Selain dia memang teman baik gue, dia tuh punya semacam vibe yang asyik kalau lagi produserin sebuah proyek musik. Jadi semuanya pas produksi album ini asyik banget. Dia pun juga membantu gue membentuk image baru di album ini.

D : Jadi Lala tampil dengan image baru di album ini?

L : Iya. Ada image yang berbeda dibanding dengan Lala dua tahun yang lalu. Sedikit lebih dewasa sih, tapi ya nggak tua-tua amat. Hahaha.

D : Lalu bagaimana proses rekaman album ‘Between Us’ ini?

L : Seru banget! Asyik, sangat menyenangkan. Dan kita rekamannya juga kaya nggak ada beban sama sekali. No pressure at all. Kita bahkan lebih banyak bercandanya waktu rekaman, dan tiba-tiba jadilah sebuah lagu secara spontan ditengah-tengah proses itu. Seperti lagu ‘Morning Star’ misalnya, itu spontan banget. Dari awal bikin, sampai benar-benar direkam itu Cuma sekitar dua jam saja. Dan kita juga nggak mikirin hal-hal seperti, ‘Kira-kira lagu ini bakal laku dan disukai orang nggak ya?’. Gue nggak terlalu berpikir ke arah sana, dan enjoy aja.

D : Jadi kamu sama sekali nggak berpikir untuk hal-hal semacam itu?

L : Nggak sih. Tapi maksudnya kita tetap punya visi, kita punya rencana, kita punya target pasar. Dan mungkin jadinya lebih segmented karena kita juga lihat dengan lagu-lagu yang ada di album ini. Kita sudah punya planning kalau lagu-lagu seperti ini tuh cocoknya didengarkan sama orang-orang yang seperti apa atau komunitas tertentu. Seperti itu.

D : Jadi ini sangat berpengaruh bagi Lala yang sebelumnya ada di major label dan sekarang di indie label?

L : Iya, ada banget. Kalau sebelumnya di major label itu kan lebih mengutamakan pasar dan target harusnya banyak. Kalau sekarang yang gue rasakan ya jadi lebih fokus selama memproduksi album itu sendiri.

D : Lala Karmela mulai dikenal banyak orang ketika menyanyikan salah satu lagu tema untuk sebuah produk minuman bersoda, dan lagu ‘Satu Jam Saja’. Apakah ada lagu di album ini yang kira-kira bakal mendapatkan respon yang sama ketika Lala menyanyikan kedua lagu tersebut?

L : Energi yang ada di lagu ‘Buka Semangat Baru’ gue rasa bisa didapatkan juga di lagu ‘Morning Star’ atau ‘Berkilau’. Karena lagu tersebut sama-sama memiliki energi positif yang memang ditujukan untuk membawa kita ke arah yang lebih positif. Kalau lagu ‘Satu Jam Saja’ yang mellow, sayangnya di album ini nggak ada. Ada sih, tapi hanya sama-sama slow, nggak mellow. Lebih ke slow song sih jadinya. Temanya juga cinta, tapi nggak mellow kok.  Karena kembali lagi, visi gue di album ini memang ingin membawa positivity, and hopefully inspired others and also musician. Yang mereka di luar sana mungkin agak bosan dengan pekerjaan dan karya-karyanya yang itu-itu saja. Intinya sih ingin menebar aura positif melalui album ini.

D : Selama proses kreatif di album ‘Between Us’ ini, siapa saja musisi yang jadi influece Lala?

L : Ada banyak banget influence yang masuk ke album ini. Karena aku memang ingin banget mengekspresikan diri aku di album ini, jadi ada beberapa lagu dan musisi yang aku dengarkan dulu aku ikut jadikan influence dari macam-macam genre. Ada band-band dan musisi seperti The Sundays, The Sound, dan gue juga mendengarkan beberapa lagu dari album terbarunya Taylor Swift, ada juga sedikit Adele-nya. Atau juga ada seperti Daft Punk dan Lily Allen-nya yang lagu-lagunya up beat dan danceable. Semua genre gue masukin sih, dari beberapa artis dan band yang juga nggak mainstream juga ada.

D : Beberapa waktu lalu, Lala sempat tampil bersama beberapa teman dalam proyek ‘Spice Girls Experience’. Apa ada unsur Spice Girls juga di album ini?

L : Nggak ada sih, mungkin cuma ambil semangat girl power-nya. Karena mereka itu sudah jadi inspirasi aku dari kecil, dan mereka punya semangat yang cewek banget. Kalau dulu tampil sama ‘Spice Girls Experience’ aku memang lebih menjiwai sebagai Ginger, tapi secara musik di album ini nggak ada.

D : Apa ada featuring atau kolaborasi dengan penyanyi lain di album ini?

L : Nggak ada, disini gue nyanyi sendiri semua, sedikit egois. Hahaha. Kolaborasinya ya mungkin sama musik gue sendiri, album ini kolaborasi antara gue sama musik gue. Pokoknya albumnya Lala banget deh. Tapi untuk kolaborasi di luar album seperti proyek-proyek musik, gue selalu terbuka. Seperti terakhir kemarin gue kolaborasi sama Matthew Sayerz,  jarang ada penyanyi muda yang keren banget seperti dia saat ini. Dan kedepan gue juga ada rencana untuk kolaborasi sama di lagi.

D : Apakah album ini masih ada hubungannya dengan album pertama yang dirilis di Filipina?

L : Sama sekali nggak ada, kita juga nggak rilis disana. Tapi jujur, ada sedikit kesamaan dengan album yang gue bikin di Filipina dulu. Karena soul-nya lebih gue banget, gue bisa produksi musik yang lebih independen dan seperti yang gue mau. Gue juga kadang merasa di album ini seperti flashback waktu di album pertama dulu. Kalau di album kedua waktu sama major label ‘kan rasanya agak sedikit rumit karena punya tuntutan sendiri.

 

D : Setelah album ketiga ini, kira-kira Lala ingin melakukan apalagi di musik atau album berikutnya?

L : Yang pasti tetap menjalankan karir musik gue secara benar dan sesuai jalur.

Baca juga: Sejumlah Musisi Ternama Tanah Air Antar Mike Mohede ke Peristirahatan Terakhirnya

D : Berarti dua album sebelumnya nggak benar?

L : Hahaha. Bukan begitu, maksudnya membuat musik seperti yang gue inginkan. Karena waktu di major album, gue sadar ada resiko yang harus gue hadapi, bukan berarti gue bilang salah juga. Karena bagaimana pun, gue nggak akan seperti ini kalau nggak melewati masa-masa seperti itu.

D : Penyanyi pop solo di Indonesia saat ini ada banyak, ada Raisa, Agnes Monica, Sherina dan beberapa lainnya. Apakah Lala merasa bersaing dengan mereka?

L : Buat gue, mereka itu jadi motivasi. Kalau untuk persaingan yang negatif, kayanya nggak ada waktu buat itu deh, mending fokus ke musik sendiri saja. Tapi melihat mereka yang karirnya bersinar, jujur itu jadi semacam pemicu buat gue supaya lebih baik lagi.

D : Saat ini, penjualan album fisik bagi beberapa musisi sepertinya sudah tidak bisa menopang lagi secara finansial. Musik digital pun jadi alternatif di zaman seperti ini, bagaimana tanggapan Lala?

L : Ya, seperti yang kita lihat sekarang, kita nggak bisa menolak dengan adanya era digital seperti saat ini. Dan buat gue sebagai musisi, memanfaatkan segala macam aplikasi digital jadi sangat penting dan memiliki pengaruh yang besar. Misalnya di Twitter gue bisa promosi lagu baru gue, jadwal manggung, dan ngobrol langsung sama Lalaland (sebutan penggemar Lala Karmela). Dan beberapa waktu lalu, gue juga rilis ‘Morning Star’ secara gratis dalam format digital. Gue juga ingin tahu seperti apa respon masyarakat dan penggemar. Alternatif lainnya adalah, ya gue harus jualan lagu dan album via iTunes dan kanal musik digital lainnya.

D : Dengar-dengar sekarang Lala juga sedang menempuh pendidikan sarjana di bidang hukum. Boleh ceritakan?

L : Iya bener banget. Gue sekarang lagi jadi mahasiswa hukum. Nggak tahu kenapa pokoknya suka banget sama ilmu hukum, dan gue sedang mempelajari itu. Seperti hukum pidana dan perdata. Dan gue juga sudah punya banyak buku KUHP di rumah, jadi kalau ada apa-apa tinggal buka saja bukunya. Hahaha.

D : Influence dari mana belajar hukum? Dari teman, orang tua, atau apa?

L : Nggak tahu ya, suka sendiri saja gitu. Awalnya sih memang sering baca-baca berita tentang hukum dan nonton serial TV Ally McBeal. Kayanya seru berdebat, berargumen, padahal sistem hukum di serial tersebut beda dengan yang ada di Indonesia. Tapi ya gue suka belajar hukum.

D : Artinya selain musik, Lala juga punya passion di bidang hukum?

L : Iya, bisa jadi. Dan nggak tahu juga ya, ini tuh seperti jawaban dari do’a nenek gue. Dulu beliau suka bicara ke gue, ‘Kamu nanti kalau sudah besar akan jadi pengacara’. Tapi gue dalam hati bilang, ‘Enggak deh, gue nggak mau jadi pengacara. Gue mau jadi musisi dan penyanyi’. Tapi seiring berjalannya waktu, nggak tahu kenapa gue jadi suka sendiri sama hukum. Kalau musik itu memang jadi bagian terbesar dari hidup gue, sedangkan untuk hukum, gue ingin memperdalamnya ilmunya lagi. Dan gue suka banget sama hukum karena nggak ada matematikanya. Hahaha.

D : Kira-kira akan diterapkan nggak ilmunya nanti?

L : Oh iya dong, gue kan arahnya lebih ke hukum perdata. Mungkin nanti ke arah hukum bisnis internasional. Dan kerjanya nanti ya jadi sedikit lebih beda dari yang biasa gue lakukan. Dan juga, apa yang gue pelajari ini adalah bekal disiplin gue dalam kehidupan sosial.

D : Ke pertanyaan trivia, konser apa yang pertama kali Lala tonton?

L : Alanis Morisette! Itu sekitar tahun 1995, waktu masih kelas 5 SD. Waktu itu pokoknya senangnya nggak bisa diekspresikan. Senangnya yaa.. seperti anak-anak sekarang nonton Justin Bieber mungkin. Dari sarapan sampai makan malam gue dengarnya ya lagu-lagu Alanis Morisette. Itu inspirasi terbesar gue.

D : Kalau musisi favorit sepanjang masa?

L : Banyak banget sih, tapi yang paling melekat banget ya Radiohead. Mereka itu legenda, gue juga dengar lagunya dari kecil karena pengaruh Ayah juga. Sama The Beatles mungkin, karena mereka lagu-lagunya simpel tapi chord-nya susah untuk dimainkan. Ya mungkin itu saja yang lagu-lagunya bisa gue dengar kapan dan dimanapun dan tetap nyaman. Musiknya nggak ada matinya. Ya mudah-mudahan personilnya juga nggak mati. Hehe.

D : Aktor atau aktris favorit?

L : Hmm.. siapa ya? Sutradara kali ya, gue suka banget sama Del Toro. Soalnya habis nonton Pacific Rim. Dan itu keren banget, Del Toro bikin filmnya bisa pecah banget. Transformers lewat deh sama Pacific Rim. Hahaha.

D : Bicara soal Dream, mimpi. Apa sih mimpi Lala yang ingin diwujudkan berikutnya?

L : Mimpi terbesar gue saat ini adalah, merilis album gue secara internasional. Karena gue yakin dengan materi musik yang gue punya, gue bisa menembus pasar internasional. Tapi itu masih mimpi, dan gue akan coba wujudkan itu. Kalau sekarang, visi dan misi gue adalah Indonesia. Gue ingin musik gue diterima dulu sama orang Indonesia, sambil berjalan mudah-mudahan mimpi gue bisa tercapai. Dan satu lagi, gue ingin jadi ahli hukum yang handal.

D : Terakhir, pesan untuk para pendengar dan pembaca DreamersRadio.Com?

L : Yang pastinya, keep dreaming and don’t give up on your dream. Karena apa yang terjadi sama gue sekarang, semuanya berawal dari mimpi. 

(syf)

Komentar
  • HOT !
    Film ‘The Roundup: Punishment’ emulai awal yang mengesankan di box office Korea! Setelah tayang perdana di bioskop mulai 24 April kemarin, film keempat dari hit Ma Dong Seok ‘The Outlaws’ ini telah mencapai 1 juta penonton....
  • HOT !
    HYBE telah membagikan laporan sementara tentang audit manajemen ADOR yang dikakukan pada 22 April lalu setelah perusahaan mendeteksi upaya ADOR untuk menjadi independen. ...
  • HOT !
    Dispatch telah mengungkapkan bagaimana Min Hee Jin mengambil alih NewJeans dan membentuk ADOR dalam laporan eksklusifnya pada 24 April....

BERITA PILIHAN

FAN FICTION
OF THE WEEK
Writer : KaptenJe
Cast : •Je (aku) • Tata •Yossy •All member EXO

BERITA POPULER

 
 
 
^
close(x)