DREAMERSRADIO.COM - Gelaran XXI Short Film Festival 2015 resmi dibuka pada Rabu (18/3) kemarin dengan nafas cinta Indonesia. Selain menjunjung tinggi nilai dan perkembangan industri film Indonesia terutama di bidang film pendek, ada beberapa hal baru di festival tahun ini yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Selain pemutaran film-film pendek yang menjadi finalis kompetisi film pendek di 3 kategori, ada rangkaian acara yang baru diadakan di tahun ini,yaitu Sharing Session bersama 4 PH atau Production House Indonesia. Mulai dari Starvision, Mizan, Maxima Pictures dan Dapur Film. Di sini kamu berkesempatan mengintip isi dapur rumah produksi ini,lho!
Sebelumnya juga sudah diadakan Pitching Forum Premiere, di mana dipilih 3 ide cerita yang akan diberi kesempatan untuk membuat filmnya dan akan ditayangkan di Premiere XXI Short Film Festival tahun depan. Ide cerita yang dipilih adalah Potret (Nur Wulandari), Listen (Rachel Amanda Aurora) dan Catur (Kamaludin).
Program Pitching Forum ini juga spesial karena baru diadakan tahun ini. Program ini adalah program Pendanaan Film Pendek sampai nantinya 3 ide cerita di atas selesai diproduksi dan menjadi sebuah film pendek.
Tahun ini, antusiasme film maker di bidang short film jelas meningkat, melihat naiknya 50% pendaftaran film pendek yang diterima, yaitu sebanyak 651 film, wow! Dari sini terpilih total 21 finalis dalam 3 kategori.
Kategori yang dikompetisikan tahun adalah Fiksi Naratif Pendek, Dokumenter Pendek, dan Animasi Pendek. Kamu bisa menyaksikan semua film pendek finalis di XXI Epicentrum Walk, Kuningan sampai hari Minggu, 22 Maret 2015 secara gratis!
Catherine Kang, Festival Director XXI Short Film Festival 2015 juga memberikan ucapan selamat datang kepada Riri Riza yang menjadi anggota Badan Pembina yang baru. Wow, bisa dipastikan kualitas film-film yang disajikan pasti keren-keren banget ya, Dreamers, karena melewati proses penilaian oleh orang –orang kredibel di bidangnya.
Selain Riri Riza, kursi juri juga ditempati oleh orang-orang yang sudah tidak asing lagi di dunia perfilman. Mulai dari sutradara-sutradara dan produser ternama, animator, redaktur senior media, sampai wartawan berpengalaman. Aktor Reza Rahadian juga didapuk menjadi juri di genre Fiksi Pendek, lho, Dreamers!
Di acara Opening Ceremony, Dreamers Radio berkesempatan melihat semua trailer film-film finalis XXI Short Film Festival ini. Serta menyaksikan 3 film pilihan yang dipilih dari masing-masing kategori kompetisi. Seperti apa film-filmnya?
Kategori Dokumenter Pendek – Digdaya Ing Bebaya (BW Purba Negara)
Baca juga: Bangga! Perwakilan Indonesia Raih 2 Penghargaan Internasional 'Telkomsel The 5-Min Video Challenge'
Film ini menjabarkan kondisi kaki gunung merapi pasca erupsi di tahun 2010. Pesan kemanusiaan apik ditampilkan melalui keseharian 3 ibu pencari daun Pegagan yang menolak untuk direlokasi ke tempat yang telah disediakan. Mereka teguh akan selalu kembali ke rumah mereka walau sudah hancur lebur.Kategori Animasi Pendek – Ngejer Sari! (Bonny Bimapoetra)
Film animasi pendek yang dibuat oleh seorang mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini mengundang tawa penonton yang menyaksikannya. Bercerita tentang dua supir bajaj yang memperebutkan seorang penumpang cantik bernama Sari, film pendek ini membawa kita keluar dari batas nalar dengan memberikan efek dan alur yang tidak bisa kita saksikan di kehidupan nyata.
Kategori Fiksi Pendek – Lemantun (Wregas Bhanutreja)
Film pendek ini terbilang unik tema ceritanya, dan sulit untuk ditebak. Kita dibawa untuk menyaksikan sebuah keluarga yang ibunya akan memberikan warisan untuk kelima anaknya. Seperti apa wujud warisannya? Kamu harus nonton sendiri di XXI Short Film Festival, Dreamers. Yang pasti ending-nya akan membuat kita tersenyum dan tidak disangka-sangka.
Hal yang pasti ditanyakan mengapa harus menonton Film Pendek Indonesia di Bioskop? Nauval Yazid, Programming Director XXI Short Film Festival 2015 memberikan alasan yang membuat kamu harus nonton di bioskop, bukan nunggu upload-an di Youtube.
“Yang pertama, tentu saja kualitas film lebih baik saat ditayangkan di bioskop, dan atmosfer akan lebih terasa dengan didukung oleh layar lebar dan sound yang bagus.” Ujar Nauval. “Selain itu, rata-rata film pendek itu berkualitas dan dibuat dari hati para film maker karena tidak memandang rating atau profit. Selain itu banyak tema-tema anti-mainstream tapi bermakna dalam.”
Hm, masuk akal banget alesannya ya, Dreamers. Jadi tunggu apalagi? Yuk dukung industri film Indonesia khususnya film pendek, dengan datang dan tonton film hasil karya anak bangsa ke bioskop. Ingat, semua film dan workshop di XXI Short Film Festival 2015, GRATIS!
(rei)
