DREAMERSRADIO.COM - Drama Musikal karya anak bangsa kembali menuai kekaguman. Drama Musikal ‘Gemuruh’ karya sutradara Nurul Nusantono digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Sabtu-Minggu 15-16 Agustus 2015.
Menyambut hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70, drama musikal yang mengangkat tema persatuan ini tidak serta-merta menampilkan perjuangan di medan perang, tapi para artis teater berbakat ini menampilkannya dengan cara berbeda.
Diceritakan di masa dulu terdapat 4 klan (suku) yang berbeda pemikiran dan cara hidup. Perbedaan tersebut menimbulkan ego yang membuat mereka terpecah karena tidak ada yang mau mengalah. Keempat klan tersebut adalah:
1. Sikara
Klan pemuja matahari yang memiliki jiwa pemimpin tak tertandingi. Klan ini memiliki ketua bernama Svara dan seorang pemuda kepercayaan bernama Sakta. Seperti matahari, klan Sikara berambisi memperlihatkan kekuatannya yang menyala dan berapi-api.
2. Aruna
Bertolak belakang dengan Sikara, klan Aruna memiliki arti kedamaian. Klan yang memuja bulan ini selalu mengingatkan bahwa pertengkaran hanya membuang waktu dan tak menyelesaikan masalah.
3. Tranggana
Tranggana yang memuja bintang selalu memberikan ide dan pencerahan dengan visi misinya. Merekalah yang pertama kali mengetahui tanda-tanda bencana Gunung Mandira. Ketua klan Tuhina mengatakan kita harus memiliki rencana besar untuk menghadapi bencana besar.
4. Balin
Balin menjadi klan yang memberikan warna ceria sepanjang cerita. Klan pemuja alam ini selalu bertekad untuk membuat manusia di tanah bumi berbahagia.
Masalah dimulai ketika bencana Gunung Mandira meluluhlantakkan dunia Samasta. Sakta yang ditugaskan Svara untuk mengambil kekayaan alam klan Balin pun menemui gadia Aruna yang dicintainya, untuk mendekati Buntala dari klan Balin.
Akhirnya Sakta, Arkana dan Buntala bersama Tadya dari Tranggana mendapat pencerahan untuk bersatu dalam menghadapi bencana susulan. Tapi mereka malah mendapat pertentangan dari Svara yang bersikeras memonopoli alam untuk bertahan hidup.
Pada akhirnya, alam memberi teguran bahwa pemikiran dan ideologis yang dipaksakan tidak akan bertahan lama. ‘Gemuruh’ mengajarkan persatuan dalam kebhinekaan, sama seperti Indonesia.
Dibalut dalam musikalitas sempurna, para seniman bernyanyi dan menari dengan megah di atas panggung. Di balik itu, terdapat tangan-tangan dingin yang berkontribusi dalam suksesnya gelaran yang masuk dalam rangkaian acara JKTMOVEIN ini.
Sebut saja aktris muda Chelsea Islan yang menyumbangkan pikirannya sebagai Excecutive Producer. Pemikiran cerdas seorang Nurul Nusantono juga memberikan andil besar dalam ‘Gemuruh’.
Cast berbakat seperti Abby Galabby dan Eros Tjokro pun memberikan sentuhan yang dinamis. Naskah apik dan harmoni musik yang serasi menjadikan ‘Gemuruh’ drama musikal yang pantas mendapat standing ovation.
(rei)