DREAMERS.ID - IRENE&SEULGI secara resmi debut sebagai sub unit pertama Red Velvet, dan unit wanita SM Entertainment setelah delapan tahun. Kedua cewek cantik itu pun berbagi banyak hal tentang persiapan dan rasa gugup debut sebagai sub unit.
Irene berkata, “Aku senang dan gugup tentang bagaimana orang akan menanggapi kami melakukan sesuatu yang baru. Kami bekerja keras untuk mempersiapkan, jadi aku harap kami mendapatkan banyak cinta".
"Kami merasakan sedikit tekanan karena kami adalah unit pertama dari Red Velvet, tetapi Irene dan aku memiliki chemistry yang hebat karena kami telah bersama untuk waktu yang lama sehingga aku merasa percaya diri," kata Seulgi pada sesi wawancara jelang perilisan mini albumnya.
IRENE&SEULGI mengungkapkan reaksinya saat pertama kali mendengarkan lagu Monster. Irene berkata, "Pikiran pertamaku adalah bahwa itu 'berbeda' dan 'kuat'. Aku pikir semua orang akan setuju ketika mereka mendengarnya".
Seulgi lantas menjelaskan aspek penampilan visual untuk lagu Monster, “Pertunjukan di intro dan outro adalah unik. Dengan para penari, kami membentuk laba-laba, dan aku pikir itu sangat cocok dengan judul Monster. Pesona terbesar dari pertunjukan ini adalah bagaimana kami ditata seperti kembar, dan koreografi kami terlihat seperti kami saling mengontrol atau mirroring satu sama lain, jadi aku berharap orang-orang akan memperhatikan penampilan kami".
Baca juga: Irene Red Velvet Perpanjang Kontrak dengan SM Entertainment
Terkait apa perbedaan mereka di grup dan sub unit, Irene berbagi, "Aku pikir orang akan dapat melihat sisi yang lebih dingin dan lebih kuat dari apa yang telah kami tunjukkan sampai sekarang".
Seulgi mengatakan, “Untuk Red Velvet, kita bisa menjadi manis atau halus, tapi aku pikir kita melakukan konsep yang lebih intens kali ini. Aku pikir daya tarik kami adalah kemampuan kami untuk menampilkan kinerja unik yang menunjukkan chemistry kami".
IRENE&SEULGI juga membagikan cerita persiapan untuk debut sub unit. Seulgi mengatakan, “Kami benar-benar memperhatikan segalanya mulai dari lagu hingga visual kami. Kami pikir orang mungkin merasa lagu kami terasa kosong karena kami beralih dari lima orang menjadi dua, jadi kami berdua berbagi metode bernyanyi di asrama dan bekerja keras agar suara kami dapat digabungkan dengan baik".
Irene menambahkan, “Kami benar-benar memperhatikan setiap hal. Tidak hanya hal-hal seperti rekaman, koreografi, dan video musik, tetapi juga apa yang bisa kami lakukan untuk semua penggemar yang telah menunggu kami".
(mth)
