DREAMERS.ID - Berbagai tanggapan bermunculan pasca ditayangkannya film dokumenter tentang mendiang Sulli. Termasuk komentar negatif yang ditujukan kepada Choiza, mantan kekasih, yang hubungannya tidak disetujui oleh ibunda.
Pada film dokumenter itu, ibu Sulli mengungkapkan bahwa ia tidak menyetujui hubungan Sulli dan Choiza karena perbedaan usia yang jauh. Serta hubungan keluarga yang jadi memburuk.
Banyak netizen yang menyatakan bahwa film dokumenter tersebut membuat Sulli terlihat seperti mengalami gangguan karena Choiza. Usai dokumenter tersebut tayang, banyak sekali netizen yang meninggalkan komentar jahat di akun Instagram Choiza.
"Choiza harus merasa bertanggung jawab secara moral", "Sangat disayangkan. Dia akan tetap hidup jika mereka tidak berkencan", dan "Choiza tidak boleh tampil di TV jika dia memiliki hati nurani".
Namun, ada netizen lain yang mengkritik komentator jahat dengan menyatakan, "Jangan mengutuk Choiza. Itu bukan salahnya", "Kalian meneror akunnya dan harus malu", dan "Kalian tidak punya hati nurani."
Rekan Choiza dari Dynamic Duo, Gaeko pun meluapkan kemarahan dan kekecewaannya melalui media sosialnya pada 11 September. Dia memposting screenshot artikel yang menyatakan bahwa film dokumenter tersebut memiliki rating terbaik yang pernah ada.
Baca juga: Sulli Mengaku Tersiksa dengan Beauty Privilege
Gaeko berkomentar, "Saya kecewa dan marah jika tim produksi menginginkan ini untuk mendapatkan rating pemirsa terbaik."Dalam wawancara lain, produser film dokumenter ini menanggapi kritikan yang dialamatkan kepada Choiza. Ia mengatakan, “Kami tidak berniat mengkritik Choiza dalam film dokumenter. Sulli sangat mencintai Choiza".
"Dia adalah seseorang yang memberinya kekuatan, jadi kami menyebut dia dalam film dokumenter, tidak pernah berpikir bahwa dia akan mendapat komentar kebencian sebagai tanggapan," klarifikasi produser.
Ia menambahkan, "Ibu Sulli senang karena Sulli menemukan seseorang saat dia kesepian dan berterima kasih padanya karena telah membuat anaknya bahagia. Bagian itu telah diedit dari siaran untuk masalah waktu".
Namun, dilaporkan bahwa pengaduan tentang film dokumenter tersebut telah diserahkan ke Komisi Standar Komunikasi Korea (KCSC) untuk ditinjau.
(mth)