DREAMERS.ID - Pada 20 Februari, SM Entertainment mengunggah video ke saluran YouTube resmi mereka berjudul “Alasan mengapa SM menentang pengambilalihan HYBE,” merinci secara panjang lebar alasan di balik penentangan mereka terhadap M&A (merger dan akuisisi) HYBE.
Dalam video tersebut, CFO (Chief Financial Officer) SM Entertainment Jang Cheol Hyuk menyatakan, “Segera setelah visi baru SM 'SM 3.0' diumumkan, pemegang saham terbesar menjual sahamnya, dan upaya pengambilalihan yang bermusuhan oleh pesaing dimulai.”
“Ini adalah upaya yang mengabaikan tidak hanya pertimbangan dan upaya keras dari 600 karyawan SM yang bermimpi menjadi perusahaan hiburan No.1 di dunia, tetapi juga nilai-nilai dan kebanggaan SM yang telah dikejar bersama dengan para penggemar dan seniman,” jelasnya.
SM merinci poin-poin utama alasan menentang M&A dengan HYBE berikut:
1. "Upaya pengambilalihan yang agresif"
CFO Jang Cheol Hyuk mengatakan bahwa setelah saham Lee Soo Man, HYBE berencana untuk membeli lebih dari 40 persen saham SM Entertainment tanpa berdiskusi dengan perusahaan maupun jajaran direksi, yang disebutnya sebagai "Upaya pengambilalihan yang agresif".
Apabila itu terjadi, maka HYBE seperti berencana untuk mendominasi perusahaan sehingga akan sulit memprioritaskan keputusan nilai-nilai pemegang saham SM lainnya. Dan sama dengan kembali ke masa lalu yang salah tentang "SM untuk pemegang saham tertentu".
2. Janji palsu HYBE dan misteri modal 1 triliun won
Jang Cheol Hyuk berkata, "CEO HYBE mengatakan bahwa dia akan memastikan kebebasan manajemen SM, tapi saya bisa memastikan bahwa itu janji palsu dan betapa sulitnya janji itu ditepati. HYBE tidak mengajukan permintaan materi uji tuntas apa pun kepada SM selama proses pengungkapan M&A."
Menurut apa yang diungkap HYBE, mereka akan menanam modal 1 triliun won untuk kesepakatan tersebut. Uang itu akan didapat dari pinjaman jangka pendek, yang dianggap menjadi misteri bagaimana jajaran direksi HYBE menyelesaikan item yang melibatkan uang 1 triliun won tanpa ada uji tuntas.
"Dalam hal ini, menurut kami tata kelola perusahaan HYBE jauh dari sehat atau rasional," imbuhnya.
3. Terganggunya siklus promosi artis SM Entertainment
Jang Cheol Hyuk memberikan gambaran bagaimana artis SM Entertainment tidak akan diprioritaskan jika HYBE "berkuasa". Dengan asumsi perilisan album optimal 100 per tahun, maka artis HYBE akan lebih diprioritaskan dibanding artis SM.
SM akan melepaskan bisnis fan platform yang dicita-citakan oleh SM 3.0 dan menggunakan platform HYBE. Akibatnya, SM akan kehilangan mesin pertumbuhan baru dengan kehilangan data yang dapat membantu memperdalam pemahaman para penggemar.
Terakhir, peluang bisnis baru yang dapat membantu strategi SM 3.0 kemungkinan besar akan diberikan kepada anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh HYBE. "Saya yakin arah ini bukan yang terbaik untuk SM Entertainment dan pemegang sahamnya," ujarnya.
4. Hanya akan merugikan SM, dan menguntungkan HYBE dan Lee Soo Man
Sinergi yang ditawarkan ketika HYBE membeli saham Lee Soo Man dipercaya oleh Jang Cheol Hyuk hanya akan menghasilkan keuntungan tambahan untuk HYBE tanpa keuntungan apa pun untuk SM, dan menghilangkan peluang SM untuk menjalankan bisnis platformnya sendiri.
Ia memaparkan, "Dalam hal ini, tidak dapat dihindari untuk menafsirkan pembelian saham kedua perusahaan oleh HYBE sebagai langkah untuk memberikan premi tambahan kepada Lee Soo Man, yang pada akhirnya menyebabkan kerugian finansial bagi pemegang saham SM."
Baca juga: SM Entertainment Rencana Debutkan Girl Group Baru 5 Tahun Setelah aespa
"Ini hanya meningkatkan kemungkinan nilai perusahaan-perusahaan ini diserahkan kepada HYBE, sementara tidak berdampak pada peningkatan struktur tata kelola SM," pungkasnya terkait bisnis HYBE dan SM yang bersaing, seperti Weverse dan Dear U Bubble.5. Mendesak HYBE mengungkap rencana strategis dengan SM
Jang Cheol Hyuk berkata, "HYBE mengatakan akan “menciptakan sinergi yang kuat di berbagai area bisnis dengan mengakuisisi SM”. Namun, HYBE belum merinci apa itu sinergi dan belum mengklarifikasi signifikansi akuisisi tersebut bagi pemegang saham SM."
"Kami mendesak HYBE untuk mengklarifikasi sinergi apa yang akan dibuat oleh akuisisi ini untuk SM dan untuk menyatakan dengan jelas apakah ini akan menguntungkan pemegang saham HYBE atau SM," tegasnya.
Lalu menambahkan, "SM dan HYBE adalah dua teratas, agensi hiburan besar yang memimpin kancah pasar hiburan Korea. Jika kedua perusahaan terintegrasi, entitas gabungan akan menciptakan monopoli dengan mengambil 66% dari total pendapatan pasar."
6. Merusak keragaman industri K-Pop, Fans menjadi korban
Banyak indikator pangsa pasar menyiratkan bahwa akuisisi SM oleh HYBE akan merusak persaingan yang sehat. Pada akhirnya, penggemar K-pop akan menjadi yang paling terpengaruh oleh monopoli.
"HYBE menaikkan tidak hanya harga tiket konsernya sendiri tetapi juga label yang telah diperolehnya, yang menggambarkan dampak monopoli terhadap industri. Konsolidasi SM dan HYBE akan mempercepat kenaikan harga tiket, menambah beban penggemar yang mencintai dan mendukung artis K-pop dan K-pop," paparnya.
7. HYBE sengaja menghindari tinjauan FTC (Fair Trade Commission)
Pembelian saham SM oleh HYBE diklaim bermasalah karena tidak melalui pemeriksaan awal FTC (Fair Trade Commission). Ada tiga skema dan resiko yang dijabarkan oleh Jang Cheol Hyuk yakni HYBE sengaja mengamankan posisi untuk Rapat Pemegang Saham SM tanpa pemeriksaan FTC.
Bahkan jika saham tersebut dibeli, pemeriksaan Komisi Perdagangan yang Adil akan menjadi risiko bagi masa depan SM. Jika konsolidasi korporasi ditolak karena alasan monopoli, sejumlah besar saham SM akan dilepas ke pasar sehingga harga saham anjlok.
Kalaupun persetujuan diberikan, penundaan proses pemeriksaan akan menimbulkan kemunduran bagi SM dalam menjalankan strategi bisnisnya.
8. 85% karyawan SM menentang HYBE
Jang Cheol Hyuk mengungkapkan, "Suara sebagian besar karyawan yang telah membangun SM bersama mengungkapkan penolakan terhadap pengambilalihan HYBE yang tidak bersahabat. Menurut survei karyawan anonim, 85% karyawan menentang SM diakuisisi oleh HYBE."
"SM akan terus menentang pengambilalihan oleh pemegang saham/grup utama tertentu yang kepentingan bisnisnya dapat merugikan SM dan akan melakukan yang terbaik untuk melindungi hak pemegang saham dengan membangun struktur tata kelola yang sehat dan transparan," tegasnya.
9. Pratinjau keseluruhan strategi SM 3.0
SM 3.0 adalah model monetisasi IP baru mengikuti strategi “Multi Production Center/Multi Label”. Secara umum, fase ini bertujuan untuk memperluas pembuatan dan produksi IP SM Entertainment ke pasar global, bersamaan dengan kemajuan bisnis penerbitan musik perusahaan, sistem multi-label, bisnis ekonomi fandom, bisnis metaverse, dll.
Jang Cheol Hyuk mendesak para pemegang saham meminta para pemegang saham untuk menunggu SM Entertainment mengungkap detail lengkap model SM 3.0, begitu pula kemitraan strategis dengan Kakao, dengan harapan mereka tetap berpegang pada perusahaan dan tidak menerima penawaran tender yang telah diusulkan HYBE.
(mth)