DREAMERS.ID - Drama KBS When the Camellia Blooms sukses menjadi tayangan yang paling diminati penonton di tahun 2019 lalu. Namun kesuksesan itu menyisakan konflik antara KBS dan PH (production house) atau rumah produksi yang menggarapnya.
Berdasarkan laporan yang dirilis The Fact pada 7 Januari kemarin, disebutkan bahwa Fan Entertainment selaku rumah produksi tengah mengajukan gugatan hukum kepada KBS. Lantaran KBS hanya akan mendistribusikan 10 persen dari total biaya produksi kepada Fan Entertainment, karena mereka memegang hak cipta untuk drama tersebut.
Fan Entertainment disebut telah mencoba menghubungi KBS sebanyak tiga kali sejak drama When the Camellia Blooms berakhir di bulan November, untuk membahas distribusi keuntungan. Fan Entertainment mengklaim bahwa KBS tidak adil jika memonopoli keuntungan drama hit hanya berdasarkan memegang hak cipta.
Rumah produksi telah menginvestasikan 11 miliar won (sekitar Rp 130 M) untuk drama When the Camellia Blooms, dan terlibat dalam segala hal mulai dari penulisan naskah hingga casting. Berdasarkan bukti ini, perusahaan mengklaim, mereka layak mendapat bagian lebih besar dari keuntungan.
Baca juga: 7 Drama Korea yang Tampilkan Indahnya Hidup di Pedesaan
Fan Entertianment mengatakan bahwa mereka belum menerima pendapatan sama sekali dari KBS. "Kami membayar total biaya produksi untuk total 20 episode When the Camellia Blooms. Kami membayar gaji para aktor dan staf tanpa komisi. Namun, karena kami masih menegosiasikan ketentuan hak cipta dengan KBS, kami masih belum menerima pembayaran dari mereka”.Lebih lanjut, Fan Entertainment menjelaskan bahwa menurut perjanjian penyiaran standar, hak cipta didistribusikan berdasarkan kontribusi penyiar dan produser. Namun, negosiasi distribusi hak cipta itu menjadi sulit karena [KBS] belum mengungkapkan jumlah pasti pendapatan yang dihasilkan oleh drama tersebut.
“Kami meminta pendapatan untuk didistribusikan secara adil,” imbuhnya. Sementara itu, drama yang dibintangi oleh Gong Hyo Jin dan Kang Ha Neul itu diprediksi mendapatkan pendapatan sebesar 30 – 40 miliar won (Rp 356,5 M – Rp 475,3 M).
(mth)