![[Exclusive Dreamers.id] DXTEEN Spill Deg-Degannya Pertama Kali Perform Di Depan NICO Indonesia!](https://www.dreamers.id/img_artikel/21dxteenarticle.jpg)
![[Exclusive Dreamers.id] Kenalan Lebih Dekat Bareng 16 Member THE RAMPAGE From EXILE TRIBE!](https://www.dreamers.id/img_artikel/18the-rampage-th.jpg)
DREAMERS.ID - Tahun 2014 lalu dunia hiburan Hollywood dihebohkan dengan ulah seorang hacker yang mengunggah foto-foto bugil para selebriti wanita, salah satunya korbanya adalah Jennifer Lawrence. Kini, hacker yang diketahui bernama Ryan Collins akhirnya ditangkap pihak kepolisian.
Menurut David Bowdich yang merupakan salah seorang anggota FBI, Collins menyusup ke Apple iCloud dan akun Gmail 18 selebriti mulai dari 1 November 2012 hingga 2 September 2014. Ryan yang berasal dari Pennsylvania, Amerika Serikat ini mengakui kesalahannya atas tuduhan telah mengakses secara ilegal ke akun pribadi para selebriti. Ia pun akan menghadapi hukuman kurungan penjara hingga lima tahun kedepan.
"Secara ilegal sudah mengakses kehidupan pribadi korbannya, Collins melanggar privasi mereka dan meninggalkan tekanan emosional, malu dan perasaan tidak aman," ujar David Bowdich seperti yang dikutip dari laman Eonline.
Kasus tersebut pun sempat menyeret sejumlah nama selebriti Hollywood ternama mulai dari Jennifer Lawrence, Kate Upton, hingga Ariana Grande menjadi korban pelanggaran privasi dengan beredar luasnya foto-foto bugil mereka di dunia maya.
Baca juga: 7 Hacker Paling Berbahaya di Dunia, Bjorka Termasuk?
Bahkan foto bugil Jennifer Lawrence dan Kate Upton menjadi bagian dari kampanye ‘Fear Google’ dari seniman asal Los Angeles XVALA dan diperlihatkan kepada publik, tanpa editan sedikitpun di acara ‘No Delete’ di galeri CACA di papan pesan yang dicetak di atas kanvas seukuran asli tanpa editan.Atas kejadian tersebut, aktris ‘The Hunger Games’ itu pun mengatakan bahwa perbuatan Collins sebagai ‘kejahatan seks’. "Ini bukan skandal, ini adalah kejahatan seks dan merupakan pelanggaran seksual. Ini menjijikkan. Hukum perlu diubah, dan kita perlu mengubah,” tutur Jennifer Lawrance.
(dits)
