DREAMERS.ID - Salah satu festival film bergengsi di Asia, Busan International Film Festival (BIFF) diterpa kabar kurang menyenangkan. Belum lama ini terungkap bahwa acara yang sudh berlangsung pada awal Oktober lalu tersebut masih berhutang sebanyak 124 juta won (sekitar 1,6 miliar rupiah) kepada 149 anggota staf atas bayaran lembur mereka.
Setelah menerima kritikan dari publik, BIFF pun meminta maaf dan berjanji akan mengambil langkah perbaikan untuk upah lembut aggota staf. Baru-baru ini terungkap bahwa dewan direksi festival mengadakan pertemuan pada 14 November, di mana mereka membahas masalah upah lembur karena anggota staf dan karyawan kontrak jangka pendek.
Pada 16 November, seorang sumber dari dewan direktur BIFF menyatakan, “Kami berterima kasih atas kerja keras dari staf yang melkukan yang terbaik. Kami menyatakan penyesalan kami tidak hanya mengenai uang lembur, tapi juga karena tidak dapat mempersiapkan diri sebelum acara. Kami akan melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kesalahan praktik yang terjadi di dalam maupun luar festival film.”
Sumber tersebut membahas masalah upah lembur yang belum dibayar dengan mengatakan, “Setelah berdiskusi dengan kota Busan tentang mengamankan sumber keuangan, kami akan mengambil langkah-langkah korektif tanpa penundaan. Seiring dengan festival film internasional lainnya yang diadakan di Korea, kami mencari diskusi bersama untuk lingkungan kerja anggota staf serta untuk menjamin upah. Kami akan bekerja untuk membangun lingkungan kerja yang aman bagi anggota staf kami.”
Baca juga: Momen Tribute untuk Lee Sun Kyun Diiringi Air Mata Rekan Aktor
Anggota majelis Lee Yong Deuk dari Partai Demokrat Korea dan anggota Majelis Nasional Komite Lingkungan dan Perburuhan, menuntut pengawasan tenaga kerja khusus segera mengenai BIFF dan pemeriksaan administrasi Ketanagakerjaan dan Perburuhan bulan lalu.Para anggota parlemen mengkritik festival film dan menyatakan, “BIFF harus berpikir tentang anggaran atau segera berhenti membuat alasan tentang budaya perusahaan liberal, segera membayar staf atas upah mereka yang terlambat, dan menghentikan lembur gratis yang biasa dipraktikkan. Kota Busan juga harus berhenti menjadi penonton dalam masalah upah yang terlambat dan secara aktif bekerja untuk melindungi hak buruh staf.”
Terungkap juga bahwa di saat BIFF tidak membayar gaji staf, mereka telah menghabiskan lebih dari 180 juta won (sekitar 2,3 miliar rupiah) untuk acara internal.
(fzh)