DREAMERS.ID - Jang Won Young IVE berbagi pemikirannya tentang tagline populer "Lucky Vicky" dan bacaannya yang berdampak baru-baru ini, memadukan filosofi optimisnya dengan keingintahuan intelektualnya.
Selama tampil sebagai bintang tamu di episode tvN 'You Quiz on the Block' pada tanggal 15 Januari, Jang Won Young membahas tagline "Lucky Vicky" yang menjadi perbincangan tahun lalu. Dia menjelaskan, "Bagiku, itu hanyalah cara berpikir yang wajar. Aku tidak pernah menganggapnya sesuatu yang istimewa."
Julukan "Lucky Vicky" berasal dari nama Inggrisnya, Vicky. Mengenang kisah di baliknya, Jang Won Young berkata, "Itu terjadi saat tur di Spanyol. Manajer dan aku menunggu lama di toko roti terkenal, tetapi tepat sebelum giliranku, rotinya habis terjual."
"Awalnya staf mengatakan stoknya habis, tetapi kemudian mengatakan roti baru akan segera siap. Aku menyadari bahwa aku akan makan roti yang baru dipanggang, dan karena aku Vicky, aku berpikir, 'Lucky Vicky!' Aku berbagi cerita dengan penggemar, dan tiba-tiba, itu menjadi meme yang banyak digunakan dalam semalam."
Jang Won Young mendefinisikan "Lucky Vicky" sebagai pola pikir untuk menemukan kegembiraan kecil dalam kehidupan sehari-hari dan bersyukur atas hal tersebut. Pola pikir ini tentang memandang segala sesuatu secara positif tanpa menganggapnya sebagai pembenaran diri belaka.
Baca juga: Jang Won Young Menangkan Kasus Pencemaran Nama Baik Melawan YouTuber Sojang
Merenungkan kepribadiannya, ia menambahkan, "Aku sudah seperti ini sejak aku masih sangat muda. Ketika menghadapi situasi buruk, aku tidak pernah berfokus pada hal-hal negatif. Sebaliknya, aku berpikir, 'Apa selanjutnya?' Aku tidak pernah merasa terjebak oleh keadaan buruk."Percakapan itu juga membahas bacaannya baru-baru ini. Ketika ditanya oleh pembawa acara Yoo Jae Suk tentang minatnya pada buku, Jang Won Young menjawab, "Aku tidak akan menyebut diriku sebagai pembaca yang rakus, tetapi aku memang suka membaca."
Ia berbagi bahwa buku 'Teachings of Buddha' meninggalkan kesan yang mendalam padanya. "Pesan untuk tidak bergantung pada sesuatu sangat menyentuhku," katanya. "Ketika kita terikat pada sesuatu, keterikatan itu menimbulkan penderitaan. Melepaskan keterikatan seperti itu menghilangkan banyak perjuangan."
Ia menambahkan, "Ketika pekerjaan terasa berat, membaca buku itu mengingatkanku bahwa tidak ada alasan untuk marah dengan dunia."
(fzh)
