Dreamers.co.id – Musik blues di Indonesia pada awalnya kurang populer di Indonesia, tapi melalui prestasi Gugun Blues Shelter yang merambah dunia, kini blues di Indonesia mulai diminati anak muda. Bahkan kali ini Gugun Blues Shelter meluncurkan album Satu Untuk Berbagi.
Setelah sukses dengan album Get the Bug (2004), Turn It On (2006) dan Gugun Blues Shelter (2010), grup band yang diawaki oleh Muhammad Gunawan (Gugun), John Amstrong (Jono) dan Aditya Wibowo (Bowie) saat ini kembali meluncurkan dua album sekaligus.
Pada Album Satu Untuk Berbagi ini berisi 15 lagu, dimana 9 lagunya berbahasa Indonesia, diharapkan dapat diterima oleh lapisan masyarakat Indonesia. Karena umumnya band tersebut dikenal dengan hits berbahasa Inggris.
“Di album 'Satu Untuk Berbagi' menurut saya lebih ringan, selain itu kita menciptakan lagu berbahasa Indonesia adalah biar bisa lebih diterima saja oleh semua masyarakat,” tutur Jono saat jumpa pers peluncuran album GBS di Rolling Stone, Ampera, Jakarta Selatan.
Baca juga: akmu
Selain itu, GBS juga meluncurkan album Solid Ground yang telah dirilis di Amerika pada akhir bulan Oktober 2011 dibawah label terkenal di Amerika Serikat, Grooveyard Records. Meski demikian, nama GBS tidak dicantumkan dalam label tersebut, tetapi menggunakan nama Gugun Power Trio, yang dianggapnya memiliki nilai jual disbanding GBS.“Istilah shelter itu buat mereka kurang enak. Di Amerika, shelter itu artinya panti buat pengemis. Tapi kalau di Inggris sih nggak masalah dengan nama itu,” terangnya.
"Kesempatan ini datang sekali dan disitu tetap ada nama Gugunnya. Ya kalu kita lihat responnya cukup bagus di Amerika dan Eropa, ya bisa saja nanti ada harapan untuk pakai nama Gugun Power Trio," tambahnya.
Sebagai informasi, album Solid Ground di bandrol dengan harga yang cukup high class yaitu Rp.150,000. Hal itu terasa wajar, karena album yang berisikan 11 lagu tersebut adalah import langsung dari Amerika Serikat. (way)