DREAMERS.ID - Linkin Park dan Limp Bizkit memiliki hubungan yang erat sejak kesuksesan yang mereka raih di waktu yang sama, yaitu pada tahun 2000 silam. Tak hanya itu, kedua band tersebut sama-sama membuat perpaduan antara rock dan rap menjadi terkenal pada masa itu.
Sebelum tampil bersama Limp Bizkit di Hammond, Indiana pada Jumat (21/7) malam atau sekitar satu hari setelah kabar Chester Bennington meninggal muncul, Fred Durst menceritakan beberapa kenangannya bersama teman lamanya tersebut kepada Variety.
"Aku duduk di sini bersama saudaraku, Cory, dan ketika itu kita berbicara tentang Linkin Park yang tampil sebelum kami pada acara pertama mereka di Eropa. Mereka datang ke ruang ganti baju kami dan saat itu kita sama-sama senang dan malu. Wes Borlan (gitaris), aku, dan saudaraku pergi dan menonton acara mereka dan menyirami mereka dengan champagne setelah penampilan mereka untuk memberikan selamat."
Lebih lanjut, Fred Durst mengunkapkan kalau ia sangat mengagumi sosok Chester sebagai musisi dan pribadi. Banyak kenangan bersama vokalis 41 tahun itu yang diingat Durst, suara Chester hingga perlakunya yang selalu membuat orang disekelilingnya menjadi orang yang penting.
Baca juga: Linkin Park Ungkap Punya Lagu Mendiang Chester Bennnington yang Belum Dirilis
"Aku bisa mengatakan ada banyak hal mengagumkan tentang Chester yang aku tahu. Dia punya cara untuk membuat orang yang diajak bicara merasa didengar, dimengerti, dan penting. Aura dan semangatnya menyebar dan memberikan tenaga. Orang seperti itu sering mendapat banyak kesakitan dan siksaan di dalam, sehingga hal terakhir yang mereka mau adalah menularkan dan membuat semangat orang lain.""Dia akan keluar dari jalannya untuk meyakinkan kalau dia benar-benar peduli. Sebenar-benarnya dan sejelas-jelasnya seperti percakapan, dia selalu menjadi orang yang menyoroti sinar dalam bayangan. Dalam percakapanku terakhir dengannya, dia sedang memegang dua anak anjing yang lucu dan memberi pujian yang memotivasi dan tanpa pamrih untuk Limp Bizkit dan diriku."
"Sebaliknya, aku mengatakan padanya kalau bukan karena dia dan suaranya dan perkataannya, aliran (musik) ini tidak akan pernah meraih (menarik hati) massa dan mempengaruhi banyak orang. Aku berterima kasih padanya atas keberanian dan kebaikan dan selalu gentleman. Kami tertawa dan berpelukan dan mengatakan lelucon seakan selalu ada waktu esok untuk bertemu lagi."
"Aku ingin memeluknya sekarang dan membiarkan dia tahu kalau kita semua mengalami kesakitan dan menghadapinya dengan cara kita sendiri. Aku tahu siksaan (yang dirasakan) dirinya, tapi aku akan selalu ada di sini untuk mendengar dan menolong dalam cara apapun yang kubisa. Namun, aku tidak bisa memeluknya sekarang, momen itu yang membuatku sangat sedih."
(san)
