“Sekarang kita lagi konsentrasi rekaman dan bikin lagu buat album baru. Sekaligus lagi memperbanyak eksplorasi sound dan instrument,” tutur Andhika Perdana seperti dirilis dari Rolling Stone.
Tak hanya itu, menurut mereka musik Respito pada album mendatangnya akan melewati batas zona aman. Respito mencoba membangun nuasa tradisional dengan rasa global seperti yang telah mereka aplikasikan pada single terbarunya hasil remake lagu wajib nasional ‘Berkibarlah Benderaku’ ciptaan Ibu Suud.
“Pastinya secara musik kita menambahkan nuansa tradisional instrumen di dalamnya. Nuansa traditional music. Pengennya sih bukan jadi fusion music. Tapi lebih nge-blend sama musik rocknya,” tutur Pheps yang mengklaim bandnya sebagai bagian dari pergerakan New Indorock.
Masuknya instrumen lokal seperti angklung dan siter dalamm musik post grunge gaya Respito diakuinya merupakan bentuk kecinntaan mereka terhadap budaya Indonesia. Dan tentunya ada kebanggaan sendiri kalau alat musik tersebut populer di dunia.
Bahkan untuk mewujudkannya, semua personel Respito mulai mempelajari alat musik tersebut sejak awal 2010 silam, walaupun tidak semuanya instrument asli Indonesia.
“Ricky belajar memainkan cengceng Bali, terus kita pada belajar memainkan suling dan recorder (alat musik tiup). Kita eksplorasi tuning gitar bagaimana caranya dimainkan dengan cara modern tapi terdengar Indonesia sekali. Terus belajar memainkan gambang, pianica, djembe,” terangnya
Rencananya Respito akan merilis album kedua yang belum diketahui judulnya. Tetapi saat ini Respito tengah mencari label rekaman major yang mau merilis album tersebut, agar musik mereka bisa didengar dalam skala yang lebih luas.
Respito dibentuk pada tahun 2001 oleh mahasiswa Universitas Trisakti. Hingga sekarang band yang beranggotakan Pheps (vokal, gitar), Y. David Hutabarat atau Daff (gitar, vokal latar), Chandra Pradita (bass), Fredericus Aryo W. atau Ricky (drum) itu telah merilis satu album studio, dua mini album, lima album kompilasi dan dua single.
Baca juga: akmu