Dibanding-bandingkan dengan Wiro Sebelumnya
Nggak masalah. Ketika film ini dilepas, masyarakat pasti menilai, dan mereka punya imajinasi yang beda-beda. Apalagi kalo baca bukunya, imajinasinya pasti sudah liar. Saya juga pernah dibilang nggak cocok jadi Wiro Sableng, mereka bilang harusnya Wiro itu kulitnya item, dll. Saya sudah siap dengan penafsiran orang yang beda-beda.
Bangkitkan Kenangan Almarhum Ayah
Dulu waktu saya masih kecil, mobil ayah saya ditulis 212 Wiro Sableng. Jadi saya suka diketawain kalau naik mobil itu. Bukannya saya malu sih, cuma ya sempat jadi risih saja dulu. Sekarang saya malah membawakan karakter Wiro Sableng, jadi sering flashback.
Goal Film Ini
Tetap bisa melestarikan karya ayah saya. Meski beliau sudah tidak ada, generasi muda sekarang bisa punya hero dari Indonesia. Saya ingin anak-anak kecil sekarang punya hero asal Indonesia, yang nggak kalah dengan tokoh hero di luar. Lalu, latar belakang semua yang di buku itu benar-benar ada. Setting-nya real, ceritanya baru fiksi. Ini kan petualangan, saya juga ingin orang-orang makin menghargai Indonesia.