DREAMERS.ID - Popularitas BTS di seluruh dunia tak hanya berdampak pada penyebaran budaya Korea alias Hallyu. Hal ini rupanya sejalan dengan dampak ekonomi di Negeri Ginseng. Profesor Pyun Joo Hyun daru Universitas Korea kembali mengungkapkan analisanya tentang bagaimana tur dunia BTS dapat mempengaruhi perekonomian.
Sebagai informasi, tur BTS berlangsung selama enam bulan mulai dari Mei tahun ini dan mencakup Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, serta Timur Tengah. Menurut penelitian Profesor Pyun Joo Hyun, konser final di Seoul yang diadakan dari 26 hingga 29 Oktober saja memiliki dampak ekonomi langsung sebesar 331 miliar won (sekitar 3,9 triliun rupiah) dan dampak tidak langsung sebesar 592 miliar won (sekitar 7,1 triliun rupiah), yang jika dijumlahkan menjadi 923 miliar won (sekitar 11,1 triliun rupiah).
Untuk dampak setelah konser tersebut, efek yang diperkirakan dari mereka adalah 266 miliar won (sekitar 3,2 triliun rupiah), dengan dampak tidka langsung sebesar 328 miliar won (sekitar 3,9 triliun rupiah) diharapkan selama lima tahun kedepan.
Baca juga: HYBE Bantah Tudingan Terlibat Sekte Agama Hingga Manipulasi Chart
Tim sang profesor menjelaskan, “Jika kalian membandingkannya dengan rata-rata penjualan selama tiga tahun, yaitu sekitar 150 miliar won (sekitar rupiah), dampak ekonomi BTS yang dibuat dengan hanya tiga hari konser adalah jumlah penjualan tahunan dari enam perusahaan menengah.”Tim melanjutkan dengan mengatakan bahwa konser telah menarik sekitar 187.000 pengunjung asing ke negara itu, di antaranya sekitar 23.000 menghadiri konser, dan bahwa rata-rata 3 dari 10 pengunjung pergi ke Seoul. Ini menghasilkan sekitar 87.000 lebih banyak orang dibandingkan rata-rata mengunjungi Korea pada tahun 2019.
Ada beberapa efek ekonomi yang tidak terduga dari modal asing di Korea, juga. Karena dampak budaya BTS, Profesor Pyun Joo Hyun mengatakan bahwa banyak orang asing ingin belajar atau bekerja di Korea. “Konten budaya berkualitas tinggi semacam ini dapat menarik wisatawan asing dalam jumlah yang sebanding dengan Olimpiade, dan berpotensi membuka bentuk baru layanan ekspor.”
(fzh)
